Menilik Sejarah di Balik Tugu 0 KM Bandung

Wpfreeware 2021-08-03 04:47:14 Ngebandung

Seperti yang kita ketahui, sepanjang jalan Asia Afrika merupakan tempat yang sarat akan sejarah. Mulai dari Gedung Merdeka yang dijadikan tempat Konferensi Asia Afrika hingga hotel Savoy Homann yang menjadi tempat istirahat pada konferensi tersebut. Namun tahukah Anda bahwa tonggak sejarah berdirinya Kota Bandung ada juga di jalan tersebut?

 

Adalah Tugu Titik 0 Kilometer Bandung, sebuah tugu dengan tulisan “BDG 0” ini berlokasi di Jalan Asia Afrika no. 79, Bandung. Tepat berada di depan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat. Ciri khas lain dari tugu ini adalah dengan adanya Stoomwals atau mesin penggilingan kuno yang tepat berada di belakang tugu tersebut.

 

Lalu, mengapa titik 0 kilometer berada di tempat tersebut? Rupanya hal ini tak dapat terlepas dari pendudukan Kolonial Belanda di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, bahwa pemerintah Belanda pernah membuat jalan pos di utara Pulau Jawa, mulai dari Anyer hingga Panarukan dengan cara kerja rodi. Gubernur Jenderal yang menginisiasi hal tersebut adalah Herman Willem Daendels.

 

Sekitar tahun 1810, Daendels dan bupati Bandung pada saat itu yakni RA Wiranatakusumah II tengah berjalan-jalan memantau lokasi yang akan dibuat jalan pos tersebut. Lalu tiba-tiba Daendels menancapkan tongkatnya sembari berkata “Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd” yang kurang lebih berarti ia menginginkan telah dibangunnya sebuah kota saat kelak ia kembali ke tempat tersebut.

 

Pada September 1810, RA Wiranatakusumah II pun mengeluarkan mandat untuk memindahkan pusat pemerintahan ke tempat ini. Lambat laun, Bandung pun menjadi salah satu tempat sentral pada masa tersebut. Selain menjadi pusat pemerintahan, Bandung pun menjadi tempat bagi kalangan elit Belanda untuk tinggal.

 

Tepat di tempat Daendels menancapkan tongkatnya beratus-ratus tahun yang lalu, kini tempat tersebut dikenal sebagai titik 0 kilometer Bandung. Pada mulanya hanya terdapat tugu biasa, namun setelah mendapat pemugaran pada 2016, terdapat penambahan patung 4 tokoh penting yakni Ir. Soekarno, RA Wiranatakusumah II, H. W. Daendels, juga Mas Soetardjo Kartohadikusumo.

Similar Post You May Like