Asal Mula Berdirinya Kebun Binatang Bandung: Hibah Hoogland Kepada Pribumi

source: google image
Setiap tempat pastinya memiliki sejarah dan asal mula didirikannya tempat tersebut. Sama halnya dengan Kebun Binatang Bandung yang sekarang berubah nama menjadi Bandung Zoological Garden. Memiliki sejarah panjang, tentunya harus diulas dan ditelisik agar sejarahnya terus hidup dan tidak hilang dimakan waktu.
Bandung Zoological Garden berdiri di awali oleh adanya komunitas perkumpulan orang-orang pecinta satwa, yang terdiri dari orang-orang Belanda dan pribumi, seorang diantaranya bernama R. Eman Bratakoesoema.Pada tahun 1933 mereka mendirikan taman hewan bernama Bandoengsche Zoologisch Park (BZP).
Taman hewan ini dipimpin dan dimiliki oleh orang belanda yang bernama Hoogland. Beliau memiliki ekonomi yang cukup untuk mengurus dan melestarikan taman hewan tersebut. Sedangkan komunitas membantu memberi pakan, membersihkan dan melestarikan taman hewan tersebut.
Namun setelah datangnya penjajah jepang, petinggi-petinggi belanda ditahan sebagai tawanan perang, termasuk Hoogland. Sehingga untuk sementara waktu Bandoengsche Zoologi Park diurus oleh komunitas yang beranggotakan orang pribumi, termasuk R. Ema Bratakoesoema.
Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 saat bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, merupakan kebebasan bagi orang-orang tawanan perang. Kemudian mereka dipulangkan ke negerinya. Hal tersebut membuat Bandoengsche Zoologisch Park dihibahkan oleh Hoogland kepada pribumi.
Setelah itu terdapat beberapa masalah yang menimpa taman hewan di Bandung tersebut. Pada akhir tahun 1945 Bandung bagian utara dikuasai oleh Belanda atas Bantuan Sekutu. Sedangkan bagian selatan dikuasai RI, hal itu menyebabkan Bandoengsche Zoologisch Park tidak terurus karena terletak di bagian utara. Namun setelah peristiwa Bandung Lautan Api yang menyebabkan semakin tidak terurusnya taman hewan tersebut, ada sedikit harapan untuk melestarikan kembali Bandoengsche Zoologisch Park.
R. Ema Bratakoesoema mengumpulkan orang-orang komunitas dan mengurus hewan hewan yang berada di Bandoengsche Zoologisch Park dengan semampu mereka, walaupun ada kendala dalam segi ekonomi yang menyebabkan kurangnya kemakmuran di taman hewan tersebut.
Setelah lama meninggalkan Bandoengsche Zoologisch Park, Hoogland kembali ke Indonesia pada tahun 1956 untuk menengok Bandoengsche Zoologisch Park. Namun mendapati keadaan yang memprihatinkan seperti kandang-kandang yang rusak, banyaknya tanaman liar sehingga seperti hutan.